Langsung ke konten utama

Jika Aku Menjadi Sebastian Del Cano

Sebastian Del Cano

Pada tahun 14 M. Sebuah pelayaran besar dilakukan. Teori Heliosentris yang menyatakan bahwa bumi itu bulat, sehingga tidak akan ada yang benar benar tersesat di dunia ini, melainkan ia kembali ke tempat asal ia berlayar. Jatuhnya Kota Konstatinopel oleh Bangsa Turki Usmani merupakan kalimat yang sering kita jumpai di buku yang membahas penjelajahan samudra. Namun apakah sebenarnya itu? Mengapa menjadi pendorong dengan gaya yang besar bagi sebuah penjelajahan samudra? Sebuah penaklukan yang memutuskan aktivitas perdagangan antara Eropa dan Asia. Pedagang Eropa sulit beroperasi di daerah kekuasaannya. Mereka mengalami krisis perdagangan rempah rempah. Lalu bagaimana ia mendapatkan sumbernya? Maka jawabannya adalah dengan mencari sendiri melalui penjelajahan samudra.

Jikalau aku menjadi seorang penjelajah samudra yang siap menjajah negeri dengan gudang rempah rempah, maka sebut aku sebagai Sebastian Del Cano. Ya, aku berkebangasaan Spanyol. Kalian pasti mengetahui betul tentang pendahuluku, Christoper Columbus. Siapa yang tak merasa familiar saat mendengar namanya. Ia adalah seorang penemu benua yang kini dikenal dengan benua Amerika. Jiwa petualangnya sungguh luar biasa. Tak kenal takut mengarungi luasnya samudra. Ekspedisi denan berbagai ia rintangan ia lewati. Tanpa takut, ia mengarungi lautan ganas yang dikenal dengan samudra Atlantik hingga menyebabkan kapalnya rusak. 12 Oktober 1492, ia berhasil mendarat di Kepulauan Bahama. Mengira bahwa ekspedisinya ini sudah sampai di Tanah Hindia, Columbus menamai penduduk daerah setempat dengan orang orang Indian. Tempat ini kemudian diberi nama San Salvador.

Columbus melanjutkan perjalanan dan berhasil mendarat di Haiti. Ia sejatinya tetaplah manusia, yang selalu merasa bangga atas apa yang telah dilakukan. Merasa ekspedisinya berhasil, Columbus kembali ke Spanyol untuk melapor kepada Ratu Isabella. Dua daerah yang ditemukannya, Kepulauan Bahama dan Haiti kini dikenal sebagai Benua Amerika.

Aku pun merasa terdorong, ingin juga melakukan sebuah ekspedisi. Jika nantinya aku berhasil, maka aku akan disanjung di seluruh daratan Spanyol. Del Cano, panggil saja aku Del Cano. Seorang kapten kapal tangguh yang melakukan ekspedisi dengan Ferdinand Magelland. Saat kau mendengar namanya, kau juga akan mendengar namaku. Kami berangkat dengan mengambil jalur yang mirip dilayari Columbus. Bukan berarti tak ingin mengambil resiko, tapi jika sudah ada yang berhasil, mengapa tidak kita jadikan sebagai petunjuk? 3 bulan sudah kami berlayar. Di bulan Maret 1521 M, tibalah kami di Pulau Guam. Tak berhenti sampai di sana. Ekspedisi dilanjutkan hingga tiba di Kepulauan Massava pada April 1521 M. Kalian kini mengenalnya sebagai Filipina.

Sejak awal, aku sudah memiliki firasat buruk tentang daerah ini. Benar saja, penduduk Kepulauan Massava tidak menyukai kehadiran kami. Mereka terus melakukan penolakan hingga terjadilah sebuah pertempuran. Penduduk daerah melawan rombongan kami, rombongan Magelland. Menurut kalian, siapa yang menang? Tentu saja, kubu dengan pasukan yang lebih besar dan ganas. Kusebut mereka ganas. Perlawanan yang tak kenal ampun mereka lakukan pada kami, senjata alam yang mnyeramkan bagiku mereka gunakan, kobaran api nyaris membakar kapal kami. Rekanku pun gugur di pertempuran, Sir Magelland. Di detik terakhir kematiannya, ia berpesan untuk melanjutkan ekspedisi bersama mereka yang masih selamat. Tanpa berlama-lama, sambil megusap air mata seorang kapten tangguh, aku berlari dengan yang lain ke kapal, meninggalkan pertempuran sengit dan melanjutkan ekspedisi.

Perjuangan kini berbuah manis. Kami sampai di gudang rempah rempah, Maluku. Mataku berkilauan melihat rempah rempah yang begitu melimpah, pemandangan yang tak pernah terlihat di Spanyol. Kini semuanya asli, dalam bentuk tanaman yang tertancap di tanah. Aku terbiasa melihatnya sudah ada di lori pedagang, itu pun jarang sekali. Penduduk Maluku berbeda dengan penduduk kepulauan Massava. Mereka sangatlah baik. Mungkin rempah rempah yang mereka miliki dirasa cukup bahkan melebihi batas kebutuhan, hingga akhirnya kami mengangkut begitu banyak rempah rempah tanpa perlawanan dari penduduk Maluku. Bahkan seorang bangsawan ikut menambah rempah rempah ke kapal kami. Sultan juga mengirimkan hadiah berupa kambing, unggas, ikan dan buah-buahan kepadaku. Sebagai imbalannya, Sultan Almansur yang muslim meminta kepadaku untuk memusnahkan babi yang dibawa dari Filipina dan disimpan sebagai persediaan makanan di dalam kapal kami. Itu tak masalah buatku asal aku mendapat banyak rempah rempah. Tapi kini aku bingung. Layaknya seseorang yang bisa naik tangga tapi tak tahu cara turun, maka itulah aku yang tak tahu jalur untuk kembali ke Spanyol. Tiba tiba ada seseorang berteriak memanggilku. Pria berpakaian sederhana mengoceh tentang jalur yang harus kita tempuh untuk bisa sampai di Spanyol. Kusebut ia pemandu pelayaran. Sempat tak percaya dengan perkataannya, aku berprasangka ia akan menyesatkan kami. Tapi, apa salahnya mencoba? Jika tersesat, maka aku tetaplah kapten kapal yang tangguh dan mampu sampai di Maluku. Tak kusangka, kami benar benar tiba di Spanyol dengan petunjuknya. Bagaimana bisa? Bagaimana ia bisa memiliki pengetahuan seluas itu tentang kebaharian? Apakah dia juga seorang pejelajah samudra? Ah sudahlah, aku tidak peduli. Kini aku sampai di negaraku dengan membawa limpahan rempah rempah. 

Tapi, pernahkah kalian berpikir, mengapa aku kembali ke negaraku? Bukannya malah menetap untuk mengeksploitasi rempah rempah di Maluku? Ini jawabanku. Tujuan awal aku melakukan penjelajahan samudra adalah untuk mendapat ketenaran saat aku kembali dengan keberhasilan. Itulah mengapa aku kembali ke Spanyol dengan perasaan tak sabar untuk mendengar pujian dan sanjungan di mana mana. Dan aku sempat berpikir, mengapa penduduk Maluku begitu baik kepadaku? Setelah kutelusuri, tenyata ada sebuah ramalan yang mengatakan “ suatu hari akan datang serombongan ‘orang besi’ dari negara yang jauh yang akan mau bekerja demi kemasyhuran kerajaan mereka masing-masing” . Sebelumnya, ada Francesco Serrao muncul di tepi pantai Ternate dengan rombongan berbaju zirah yang mengkilat di terpa sinar matahari. Sebaliknya, rakyat Tidore saat itu menjadi bersusah hati. Lalu datanglah rombonganku, yang diharapkan sebagai jawaban atas ramalan itu. Betapa bodohnya diriku, mengapa aku baru tersadar sekarang dan tidak memanfaatkannya saja. Mungkin apa yang kudapatkan di Maluku lebih dari sanjungan dan pujian di Spanyol.



Komentar

  1. Play casino games in NJ: The best bonuses, free games and
    At The Game 군산 출장안마 Room, you 김제 출장안마 can find a variety 의왕 출장샵 of slot machines that you 진주 출장안마 can play at a high-tech casino, 밀양 출장샵 whether it's a new game for the Super

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Sejarah dan Peristiwa Perang Diponegoro Dalam 5 Konsep Berpikir Sejarah

A.   Apa itu sejarah? Sejarah? Berbicara tentang sejarah, pasti yang muncul di benak kita adalah kejadian di masa lalu tentang peristiwa peristiwa nasional, internasional, atau apapun itu yang kerap kita temukan dalam buku sosial. Namun, apakah hanya itu yang disebut dengan sejarah? Tentu saja tidak. Karena, bahkan kejadian di masa kita kecil yang mengakibatkan kita terluka sehingga tak dapat berjalan dengan benar saat ini, dapat kita sebut sebagai sejarah. Oleh karena itu, saya akan menjabarkan sedikit tentang apa itu sejarah. Bak ilmu pengetahuan lainnya, sejarah sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita. Bahkan, dapat kita katakan bahwa sejarah dekat dengan kita. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, pasti ada latar belakangnya. Lantas di antara ribuan peristiwa, manakah yang termasuk ke dalam sejarah ? Mari kita bahas hal ini lebih lanjut. Menurut saya, sejarah adalah peristiwa peristiwa penting berkaitan dengan kehidupan manusia yang terjadi di masa lampau sehingga m

Manakah Kerajaan Islam Pertama di Nsantara? Samudera Pasai atau Perlak?

SAMUDERA PASAI Samudera Pasai , adalah  kerajaan   Islam  yang terletak di pesisir pantai utara  Sumatera , kurang lebih di sekitar  Kota Lhokseumawe  dan  Aceh Utara , Provinsi  Aceh ,  Indonesia . Raja pertama atau pend iri Kerajaan Samudra Pasai bernama Meurah Silu dengan gelar Sultan Malik As-Saleh pada tahun 1267.  Kehidupan Politik Kerajaan Samudera Pasai Pembahasan mengenai kehidupan politik Kerajaan Samudra Pasai berkaitan dengan silsilah raja yang pernah berkuasa dari awal sampai akhir. Raja Pertama Samudra Pasai yaitu Sultan Malik Al Saleh. Pada saat pemerintahannya, ia berhasil menggabungkan dua kota besar yaitu kota Samudra dan kota Pasai. Selain itu, sebagian besar masyarakat menganut agama Islam. Beliau wafat pada tahun 1297, dan dimakamkan di pemakaman yang sudah dijelaskan diatas. Setelah wafat, Jabatan Kerajaan Samudra Pasai kemudian digantikan oleh Sultan Malik at Tahir yang merupakan salah satu anak dari Sultan Malik. Dalam kekuasaan-nya, ibu k